I WILL FOREVER SUPPORT SS501

Selasa, 25 Desember 2012

PERBEDAAN KURIKULUM PAUD DARI MASA KE MASA



Saya mencoba menganalisis perbedaan dari setiap kurikulum yang di gunakan di PAUD, ini adalah sebagian dari hasil analisis saya :


1964
·         Landasan Pengembangan
1.      Rencana Pendidikan  sepenuhnya dipengaruhi oleh Kurikulum Sekolah Dasar tahun 1964 dan merupakan dokumen yang ditujukan kepada para petugas, kepala dan guru Sekolah Dasar dan TK.
2.      Yang ditekankan dalam Rencana Pendidikan tahun1964 ini ialah “ anak didik yang harus berkembang secara harmonis menjadi manusia Pancasila yang bertanggungjawab atas terapainya tiga kerangka tujuan Revolusi Nasional.

·         Maksud dan Tujuan
1.      Mendidik dan membentuk kebiasaan sesuai dengan sifat-sifat manusia sosialis Indonesia.
2.      Fungsi Penyelenggaraan pendidikan di Taman kanak-kanak adalah sebagai alat untuk menyusun masyarakat Sosial Indonesia di mana setiap anak dapat mengembangkan bakatnya agar hasilnya dapat disumbangkan kembali untuk kebahagiaan masyarakat.

·         Program kegiatan
Kurikulum dengan system Pancawardhana berupa 5 asek perkembangan yaitu : (1) perkembangan moral, (2) perkembangan kecerdasan (3) perkembangan emosional (4) perkembangan kerigelan tangan (5) perkembangan jasmani. 


·         Bentuk pengelompokkan anak
Menurut kurikulum 1964 dibagi menurut umur, yaitu:
1.      Kelas TK bagi anak yang berumur kurang dari 5 tahun.
2.      Kelas persiapan bagi anak yang lebih dari 5 tahun .

·         Perencanaan kegiatan
Untuk Kurikulum 1964 perencanaan tersebut disebut “perencanaan permainan    sehari-hari”.

1968
·         Landasan Pengambangan
Pelaksanaan pendidikan dalam arti luas yang mencakup (1) silabus, (2) contoh pelaksanaan, (3) Organisasi Taman kanak-kanak: intern dan ekstern, (4) perlengkapan, (5) guru/pegawai, (6) administrasi, dan (7) Evaluasi

·         Maksud dan tujuan
Kurikulum 1968 penekanannya lebih kepada perkembangan individu anak.

·         Program kegiatan
Dibagi dalam 8 bidang yaitu:
         Bidang Penerapan pancasila
         Bidang bermain/kegiatan bebas
         Bidang pendidiikan bahasa
         Bidang pendidikan alam sekitar
         Bidang pendidikan jasmani
         Bidang ungkapan kreatif/seni
         Bidang sosial medis
         Bidang pendidikan skolastik

·         Bentuk pengelompokkan anak
Tingkatan TK terdiri dari 3 tingkatan berdasarkan umur yaitu:
         Tingkat A: utuk umur 3 sampai 4 tahun
         Tingkat B: untuk umur 4 sampai 5 tahun
         Tingkat C: untuk umur 5 sampai 6 tahun

1976
·         Landasan pengembangan
Kurikulum 1976 ada penyesuaian format dan isi kurikulum dengan sekolah lebih lanjut.

·         Maksud dan tujuan
1.      Tujuan pada kurikulum 1976 mencakup Tujuan Instruksional Taman Kanak-kanak yang merupakan tujuan lembaga. Setiap lembaga pendidikan mempunyai tujuan masing-masing, yang merupakan penunjang terhadap pencapaian tujuan Pendidikan Nasional.
2.      Tujuan umum pendidikan Taman Kanak-kanak telah di tetapkan pada yang pasal 4 SK Mendikbud No . 054/U/1977 adalah ‘’…….agar anak setelah menyelesaikan pendidikannya:
         Memiliki sifat-sifat dasar sebagai pribadi yang bertanggung jawab menjadi warga negara yang baik
         Sehat dan sejahtera jasmani dan rohani
         Memiliki bekal pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap dasar yang diperlukan untuk bergaul dan berkomunikasi dilingkungan masyarakat, secara fisik, emosional, intelektual dan sosial memasuki jenjang pendidikan Sekolah Dasar serta dapat mengembangkan kepribadiannya dengan prinsip pendidikan seumur hidup.

·         Program kegiatan
Program kurikulum 1976 terdiri dari 8 bidang pengembangan yaitu:
         Bidang pengembangan Pendidikan Moral Pancasila
         Bidang pengembangan kegiatan/ bermain bebas
         Bidang pengembangan Pendidikan Bahasa
         Bidang pengembangan Pengenalan Lingkungan Hidup
         Bidang pengembangan Ungkapan Kreatif
         Bidang pengembangan Olahraga Pendidikan
         Bidang pengembangan Pendidikan dan Pemeliharaan Kesehatan
         Bidang pengembangan Pendidikan Scholastik

·         Bentuk pengelompokkan anak
Pengelompokkan yang diatur dalam Kurikulum 1976 adalah
         Tingkat A untuk anak usia 3-4 tahun
         Tingkat B untuk anak usia 4-5 tahun
         Tingkat C untuk anak usia 5-6 tahun

·         Sistem Penyajian
Menggunakan unit dan pusat minat.


1984
·         Ada beberapa hal yang dianggap baru pada Kurikulum 1984 adalah:
1.      Adanya aturan yang menyatakan bahwa pengembangan kehidupan beragama harus melandasi semua bidang pengembangan.
2.      Tidak ada bidang pengembagan bermain bebas karena kegiatan bermain diterapkan sebagai wahana dalam setiap kegiatan yang dilakukan di TK.
3.      Pelaksanaan evaluasi dilakukan secara berkesinambungan, menyeluruh, obyektif, dan sistematik untuk keperluan peningkatan hasil proses dan hasil pengembangan, pengelolaan program serta proses dan hasil pengembangan.

·         Maksud dan Tujuan
Tujuan Pendidikan Taman Kanak-kanak mengacu kepada tujuan pendidikan nasional yang digariskan dalam GBHN 1983

·         Bidang pengembangan
         Pendidikan Moral Pancasila
         Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa
         Kemampuan berbahasa
         Perasaan, kemasyarakatan, dan kesadaran lingkungan
         Pengetahuan
         Jasmani dan kesehatan

·         Bentuk kelompok anak
         Tingkat A untuk anak didik umur 3-4 tahun
         Tingkat B untuk anak didik umur 4-5 tahun
         Tingkat C untuk anak didik umur 5-6 tahun
         TK 1 tahun untuk anak yang tinggal di pedesa

1994
·         Latar belakang
Memiliki Kegiatan Belajar TK yang merupakan perbaikan dari kurikulum TK 1976. PKB TK tersebut disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan keseusiaiannya dengan lingkungan, kebutuhan, pembangunan nasional,perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian. PKB TK ini ditetapkan dengan Keputusan Menterai Pendidikan dan Kebudayaan No. 0125/U/1994 tanggal 16 Mei 1994.
·         Tujuan
Program kegiatan belajar TK bertujuan membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.

·         Isi program kegiatan
1.      PKB TK didasarkan pada tugas perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
2.      Kurikulum ini lebih banyak ditekankan pada pandangan-pandangan psikologis khususnya aliran konstruktivis. Bermain menjadi penekanan dalam setiap kegiatan pembelajaran

·         Sistem Penyajian
1.      Menggunakan tema dan sub tema.
2.      Terdiri atas dua kegiatan utama yaitu program kegiatan belajar dalam rangka pembentukan perilaku melalui pembiasaan yang meliputi pengembangan moral Pancasila, agama, disiplin, perasaan/emosi dan kemampuan bermasyarakat dan program kegiatan belajar dalam rangka pengembangan kemampuan dasar yang meliputi pengembangan kemmapuan berbahasa, daya pikir, daya cipta, ketrampilan dan jasmani.

·         Bidang pengembangan
Bidang-bidang pengembangannya antara lain :
         Moral Pancasila
         Agama
         Disiplin
         Kemampuan Berbahasa
         Daya Pikir
         Daya cipta
         Perasaan/emosi
         Kemampuan bermasyarakat
         Keterampilan
         Jasmani

·         Penyelenggaraan
1.      Pelaksanaan kegiatan untuk program pembentukan perilaku dapat dilaksanakan dengan kegiatan rutin, kegiatan spontan, kegiatan teladan atau contoh, dan kegiatan yang dilakukan dengan perencanaan guru.
2.      Menggunakan tema dan sub tema yang merupakan pokok bahasan yang akan di bahas.

2004
·         Landasan pengembangan
Dalam Kurikulum tahun 2004, anak didik dikondisikan dalam sistem  semester.
·         Maksud dan tujuan
1.      Tujuan Pendidikan anak usia TK seperti yang diamantkan oleh Kurikuum 2004 adalah diarahkan untuk membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nila-nilai agama, social emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar.
2.      Untuk pelaksanaan di Taman Kanak-kanak dilengkapi perangkat pedoman pengembangan silabus, pedoman pengembangan pembelajaran, pedoman penilaian, dan secara bertahap akan disusun perangkat pedoman lainnya.
·         Program kegiatan
Kurikulum 2004 Taman Kanak-kanak terdiri atas Kerangka Dasar, dan standar Kompetensi Taman Kanak-kanak. Untuk pelaksanaan di Taman Kanak-kanak dilengkapi perangkat pedoman pengembangan silabus, pedoman pengembangan pembelajaran, pedoman penilaian, dan secara bertahap akan disusun perangkat pedoman lainnya.


KTSP
·         Latar belakang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP).

·         Tujuan
Sesuai dengan standar nasional PAUD, maka tujuan yang hendak dicapai merupakan tingkat pencapaian perkembangan yang dijabarkan dari aspek perkembangan
·         Standar
Standar PAUD tersebut dikelompokan jadi 4 standar yaitu:
• Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan
• Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
• Standar isi, proses, dan penilsian, dan
• Sandar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan


KELEBIHAN KURIKULUM
1964   
·         Kurikulum ini lebih menekan ka nada moral anak, sehingga bias membentuk generasi penerus bangsa yang bermoral tinggi.
1968   
·         Pada kurikulum ini memberi kesempatan pada anak untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmani dan rohani serta mengembangkan potensi anak secara optimal sebagai individu yang khas.
·         Kurikulum ini juga lebih lengka dari kurikulum sebelumnya dan memiliki egangan pelaksanaan kegiatan berupa silabus.
1976   
·          
1984   
·         Memprioritaskan atau mengutamakan pengembangan pribadi anak dalam kurikulumnya.
1994   
·         Sudah terbentuknya tema dan sub tema, dan tema ini biasa di mulai dari lingkungan terdekat anak, misalnya “aku”  sehinngga anak bias mengenal tentang dirinya. Tema juga bisa sesuai dengan keadaan bulan, seperti bulan November sedang musim hujan sehingga guru bisa menjadikan hujan sebagai tema.
·         Telalu banak tema, yaitu 20 sehingg susah untuk melaksanakannya dan memaksimalkan semua tema yang ada.
2004   
·         Sudah terbentuknya model pelajaran dengan kelompok dengan kegiatan pengaman, kelompok dengan sudut-sudut kegiatan, dan pembelajaran berdasarkan minat.
·         Memiliki Kurikulum dengan pengembangan indikatornya sehingga mempermudah guru membuat SKM dan SKH.
KTSP
·         Tingkat pencapaian perkembangan anak untuk setiap lingkupnya dibagi berdasarkan usianya.
·         Rencana pelaksanaan kegiatannya lebih tersusun dan sistematis.






Minggu, 25 November 2012

TEORI PERKEMBANGAN ERIC ERIKSON



KAJIAN TEORI


Eric Erikson mengembangkan teori psikososial sebagai pengembangan teori psikoanalisis dari Freud. Di dalam teori psikososial disebutkan bahwa tahap perkembangan individu selama siklus hidupnya, dibentuk oleh pengaruh sosial yang berinteraksi dengan individu yang menjadi matang secara fisik dan psikologis. Secara umum inti dari teorinya adalah :
  1. Perkembangan emosional sejajar dengan pertumbuhan fisik.
  2. Adanya interaksi antara pertumbuhan fisik dan perkembangan psikologis.
  3. Adanya keteraturan yang sama antara pertumbuhan fisik dan perkembangan psikologis.
  4. Dalam menuju kedewasaan, perkembangan psikologis, biologis, dan sosial akan menyatu.
  5. Pada setiap saat anak adalah gabungan dari organisme, ego, dan makhluk sosial.
  6. Perkembangan manusia dari sejak lahir hingga akhir hayat dibagi dalam 8 fase, dengan tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan pada setiap fase.
Prinsip – prinsip pertumbuhan dan perkembangan :
1.      Tumbang manusia akna berjalan sesuai dengan yang diprediksikan, berkelanjutan dan berurutan.
2.      Tumbang neuromuskular mengikuti / sesuai dengan pola cephalo-caudal atau proximodistal
3.      Setiap perkembangan terkini adalah diyakini sebagai tanda telah selesainya tugas perkembangan yang sebelumnya, dan sebagai dasar untuk mengembangankan keahlian baru.
4.      Tumbang mungkin untuk sementara akan gagal atau menurun selama periode kritis.
5.       Pola tumbang setiap individu berbeda tergantung genetik. Lingkungan yang mempengaruhi selama masa kritis
Teori perkembangan yang dikemukakan Erik Erikson merupakan salah satu teori yang memiliki pengaruh kuat dalam psikologi. Erik erikson menyimpulkan bahwa perkembangan anak itu mengalami delapan tahap dan setiap tahapnya menawarkan potensi kemajuan dan potensi kemunduran ( Human Development;1978).  
Teori Erikson dikatakan juga sebagai salah satu teori yang sangat selektif karena didasarkan pada tiga alasan. Alasan yang pertama, karena teorinya sangat representatif dikarenakan memiliki kaitan atau hubungan dengan ego yang merupakan salah satu aspek yang mendekati kepribadian manusia. Kedua, menekankan pada pentingnya perubahan yang terjadi pada setiap tahap perkembangan dalam lingkaran kehidupan, dan yang ketiga/terakhir adalah menggambarkan secara eksplisit mengenai usahanya dalam mengabungkan pengertian klinik dengan sosial dan latar belakang yang dapat memberikan kekuatan/kemajuan dalam perkembangan kepribadian didalam sebuah lingkungan. Melalui teorinya Erikson memberikan sesuatu yang baru dalam mempelajari mengenai perilaku manusia dan merupakan suatu pemikiran yang sangat maju guna memahami persoalan/masalah psikologi yang dihadapi oleh manusia pada jaman modern seperti ini. Oleh karena itu, teori Erikson banyak digunakan untuk menjelaskan kasus atau hasil penelitian yang terkait dengan tahap perkembangan, baik anak, dewasa, maupun lansia.
Delapan tahap/fase perkembangan menurut Erikson memiliki ciri utama setiap tahapnya adalah di satu pihak bersifat biologis dan di lain pihak bersifat sosial, yang berjalan melalui krisis diantara dua polaritas. Adapun tingkatan dalam delapan tahap perkembangan yang dilalui oleh setiap manusia menurut Erikson adalah sebagai berikut :
Developmental Stage
Basic Components
Infancy (0-1 thn)
Early childhood (1-3 thn)
Preschool age (4-5 thn)
School age (6-11 thn)
Adolescence (12-10 thn)
Young adulthood ( 21-40 thn)
Adulthood (41-65 thn)
Senescence (+65 thn)
Trust vs Mistrust
Autonomy vs Shame, Doubt
Initiative vs Guilt
Industry vs Inferiority
Identity vs Identity Confusion
Intimacy vs Isolation
Generativity vs Stagnation
Ego Integrity vs Despair

Kedelapan tahapan perkembangan kepribadian dapat digambarkan dalam tabel berikut ini :
  1. Trust vs Mistrust (Kepercayaan vs Kecurigaan)
Masa bayi (infancy) ditandai adanya kecenderungan trust-mistrust. Perilaku bayi didasari oleh dorongan mempercayai atau tidak mempercayai orang-orang di sekitarnya. Dia sepenuhnya mempercayai orang tuanya, tetapi orang yang dianggap asing dia tidak akan mempercayainya. Oleh karena itu kadang-kadang bayi menangis bila di pangku oleh orang yang tidak dikenalnya. Ia bukan saja tidak percaya kepada orang-orang yang asing tetapi juga kepada benda asing, tempat asing, suara asing, perlakuan asing dan sebagainya. Kalau menghadapi situasi-situasi tersebut seringkali bayi menangis.
  1. Otonomi vs Perasaan Malu dan Ragu-ragu
Masa kanak-kanak awal (early childhood) ditandai adanya kecenderungan autonomy-shame, doubt. Pada masa ini sampai batas-batas tertentu anak sudah bisa berdiri sendiri, dalam arti duduk, berdiri, berjalan, bermain, minum dari botol sendiri tanpa ditolong oleh orang tuanya, tetapi di pihak lain dia telah mulai memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat, sehingga seringkali minta pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya.
  1. Inisiatif vs Kesalahan
Masa pra sekolah (Preschool Age) ditandai adanya kecenderungan initiative-guilty. Pada masa ini anak telah memiliki beberapa kecakapan, dengan kecakapan-kecakapan tersebut dia terdorong melakukan beberapa kegiatan, tetapi karena kemampuan anak tersebut masih terbatas adakalanya dia mengalami kegagalan. Kegagalan-kegagalan tersebut menyebabkan dia memiliki perasaan bersalah, dan untuk sementara waktu dia tidak mau berinisatif atau berbuat.
  1. Kerajinan vs Inferioritas
Masa Sekolah (School Age) ditandai adanya kecenderungan industry-inferiority. Sebagai kelanjutan dari perkembangan tahap sebelumnya, pada masa ini anak sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya. Dorongan untuk mengatahui dan berbuat terhadap lingkungannya sangat besar, tetapi di pihak lain karena keterbatasan-keterbatasan kemampuan dan pengetahuannya kadang-kadang dia menghadapi kesukaran, hambatan bahkan kegagalan. Hambatan dan kegagalan ini dapat menyebabkan anak merasa rendah diri.
  1. Identitas vs Kekacauan Identitas
Tahap kelima merupakan tahap adolesen (remaja), yang dimulai pada saat masa puber dan berakhir pada usia 18 atau 20 tahun. Masa Remaja (adolescence) ditandai adanya kecenderungan identity-Identity Confusion. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan-kecakapan yang dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitasdiri ini, pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang diberikan kepada masing-masing anggota.
  1. Keintiman vs Isolasi
Tahap pertama hingga tahap kelima sudah dilalui, maka setiap individu akan memasuki jenjang berikutnya yaitu pada masa dewasa awal yang berusia sekitar 20-30 tahun. Masa Dewasa Awal (Young adulthood) ditandai adanya kecenderungan intimacy-isolation. Kalau pada masa sebelumnya, individu memiliki ikatan yang kuat dengan kelompok sebaya, namun pada masa ini ikatan kelompok sudah mulai longgar. Mereka sudah mulai selektif, dia membina hubungan yang intim hanya dengan orang-orang tertentu yang sepaham. Jadi pada tahap ini timbul dorongan untuk membentuk hubungan yang intim dengan orang-orang tertentu, dan kurang akrab atau renggang dengan yang lainnya.
  1. Generativitas vs Stagnasi
Masa dewasa (dewasa tengah) berada pada posisi ke tujuh, dan ditempati oleh orang-orang yang berusia sekitar 30 sampai 60 tahun. Masa Dewasa (Adulthood) ditandai adanya kecenderungan generativity-stagnation. Sesuai dengan namanya masa dewasa, pada tahap ini individu telah mencapai puncak dari perkembangan segala kemampuannya. Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya cukup banyak, sehingga perkembangan individu sangat pesat. Meskipun pengetahuan dan kecakapan individu sangat luas, tetapi dia tidak mungkin dapat menguasai segala macam ilmu dan kecakapan, sehingga tetap pengetahuan dan kecakapannya terbatas. Untuk mengerjakan atau mencapai hal– hal tertentu ia mengalami hambatan.
  1. Integritas vs Keputusasaan
Tahap terakhir dalam teorinya Erikson disebut tahap usia senja yang diduduki oleh orang-orang yang berusia sekitar 60 atau 65 ke atas. Masa hari tua (Senescence) ditandai adanya kecenderungan ego integrity-despair. Pada masa ini individu telah memiliki kesatuan atau intregitas pribadi, semua yang telah dikaji dan didalaminya telah menjadi milik pribadinya. Pribadi yang telah mapan di satu pihak digoyahkan oleh usianya yang mendekati akhir. Mungkin ia masih memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang akan dicapainya tetapi karena faktor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan untuk dapat dicapai. Dalam situasi ini individu merasa putus asa. Dorongan untuk terus berprestasi masih ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia seringkali mematahkan dorongan tersebut, sehingga keputusasaan acapkali menghantuinya.
KESIMPULAN

Eric erikson merupakan salah satu dari ahli yng membahas tentang perkembangan manusia. Menurutnya ada delapan tahap/fase, diantara lain :
1.      Kepercayaan vs Ketidakpercayaan
2.      Otonomi vs Rasa Malu dan Ragu-ragu
3.      Prakarsa vs Rasa Bersalah
4.      Rajin vs Rasa Rendah Diri
5.      Identitas Diri vs Kekacauan Peran
6.      Keintiman vs Pengasingan
7.      Perluasan vs Stagnasi
8.      Integritas dan Keputusasaan

DAFTAR PUSTAKA

Anita Yus. 2011. Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana.
Galih Pamungkas.2012.Teori Perkembangan Menurut Erik  Ericon dan Sigmund Frued (anyblog-pemungkas.blogspot.com diakses 11 november 2012
Jess Feist., Gregory J. Feist. 2010. Teori kepribadian.Jakarta: Salemba humanika.
Sally wendkos olds., dkk. 2008. Human development. Jakarta: kencana prenada media grup,