I WILL FOREVER SUPPORT SS501

Rabu, 02 Januari 2013

KERACUNAN



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Dewasa ini, pengetahuan tentang kesehatan sudah sangat berkembang pesat seiring berjalannya waktu. Kesehatan dalam konsep umum diartikan sebagai sehat. Pengertian sehat juga berkembang seiring berjalannya waktu.
WHO mengartikan sehat lebih luas, lengkap dengan sehat, jasmani, rohani, serta social dan bukan hanya tidak adanya penyakit dan kelemahan yang memperkenalkan konsep subjektif dan objektif dari respon fisik dan perilaku.
Pandangan-pandangan tentang kesehatan biasanya berisi salah satu atau lebih dari perspektif berikut, biologis dan klinis, psikologis, sosiologis, dan adaptif. Sehat adalah dinamis, statusnya berubah-ubah terus, mempengaruhi orang-orang dalam tingkat fungsi yang bersifat fisiologis, psikologis.
UU tahun 1980 tentang pokok-pokok kesehatan pelaksanaanya antara lainkegiatan kebersihan lingkungan. Bentuk kegiatan pembersihan selokan halaman rumah. Pelayanan kesehatan terutama kelompok tertentu seperti ibu hamil anak-anak (balita dan balita)
Anak usia dini (0 – 6 tahun) merupakan anak-anak yang sangat unik dan memiliki karakteristik yang beragam sehingga diperlukan berbagai jenis pengetahuan dan keterampilan untuk memahaminya. Karakteristik anak yang beragam ini terkadang membuat orang tua kesulitan dalam menerapkan pola pengasuhan dan pengawasan pada anak, terutama pada keluarga yang memiliki anak lebih dari satu
Gangguan kesehatan pada anak usia dini salah satunya yaitu keracunan. Anak usia dini  belum dapat membedakan mana yang baik dimakan dan tidak. Bahkan di usia dini, apa saja yang bisa dipegang dan dimasukkan ke mulut, akan dilakukannya. Sekalipun beracun, anak tidak mempedulikannya. Maka, perlu adanya pengetahuan khusus untuk masalah tersebut agar tidak timbulnya keraguan dan dapat membantu dalam hal penanganan yang tepat.
B.     Tujuan Penulisan
Agar kita sebagai pendidik mengetahui permasalahan yang biasa dihadapi saat anak mengalami keracunan akibat mengonsumsi makanan, obat-obatan yang banyak mengandung zat beracun ataupun tanaman yang mengandung racun..

C.     Manfaat Penulisan
Agar pencegahan yang dilakukan tepat dan sesuai dengan antisipasi atau pertolongan pertama terhadap anak yang mengalami keracunan.


















BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.    Pengertian Keracunan
Racun adalah bahan yang jika tertelan, terhirup, teresap kedalam kulit (misalnya, dari tanaman) atau tersuntikkan (misalnya dari serangan serangga) bias menyebabkan penyakit, kerusakan dan kadang-kadang kematian.
Keracunan adalah salah satu kasus darurat yang paling sering terjadi pada anak-anak dibawah usia 5 tahun. Bagian terbesar dari kasus ini adalah menelan racun.
      Keracunan merupakan masuknya zat yang mengandung racun kedalam tubuh baik melalaui saluran pencernaan, saluran pernafasan, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan timbul gejala klinis. Anak dapat mengalami keracunan oleh beberapa hal, seperti produk-produk pembersih, vitamin, obat-obatan, alcohol, cat dan tanaman. Keracunan merupakan masalah serius karena dapat menyebabkan anak meninggal dunia.

B.   Gejala- gejala Keracunan
·         Anak Anda merasa ingin muntah, dimana anak muntah tanpa sebab yang jelas.
·         Ada luka bakar di bibir atau mulut anak Anda.
·         Anak Anda susah untuk dibangunkan
·         Anak mengalami kesulitan pernafasan.
·         Anak mengalami sakit perut.
·         Anak menalami serangan sakit yang mendadak.








C.  Faktor-faktor Anak Keracunan
a.       Anak usia 0 - 1,5 tahun masih dalam fase oral. Ia jadi cenderung ingin memasukkan apa saja yang dipegangnya ke dalam mulut.
b.      Anak belum mengetahui apa yang berbahaya bagi dirinya. Dia melakukan segala sesuatu berdasarkan nalurinya saja.
c.       Di masa golden age anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Itu membuatnya tak bisa diam dan ingin meraih apa saja yang dilihatnya.
d.      Sifat negativistik juga menonjol di usia ini. Ia cenderung tampil sebagai pembangkang, selalu menentang perintah, dan melanggar larangan. Walaupun berbahaya, peringatan orang tua diacuhkan.

D. Pencegahan Penanganan Racun
            Anak kecil selalu ingin tahu. Indra perasa adalah indra pertama yang anak-anak gunakan ketika menjelajah sesuatu yang baru. Kecelakan keracunan sering terjadi ketika orang dewasa lelah atau lalai, ketika anak ditinggal seorang diri. Sebagian besar kecelakaan keracunan pada anak-anak bisa dicegah melalui penggunaan yang aman dan penyimpanan yang benar dari produk rumah tangga dan obat-obatan.
            Anjuran keamanan untuk pencegahan penelanan racun termasuk :
1.      Simpan bahan beracun dengan benar, termasuk produk rumah tangga dan setiap bahan kimia, ditempat yang tidak terjangkau oleh anak.
2.      Lakukan pemeriksaan dari posis setinggi mata anak disetiap ruangan rumah atau pusat pengasuhan anak.
3.      Hindari gangguan ketika menggunakan bahan beracun
4.      Jangan menyimpan produk rumah tangga bersama makanan
5.      Belilah produk yang tutup wadahnya aman untuk anak.
6.      Berhati-hatilah dalam menyimpan kosmetik dan produk perawatan rambut serta tubuh yang kemasannya tidak aman bagi anak.
7.      Simpan produk dalam kemasan dan label aslinya. Jangan menggunakan kemasan kosong untuk menyimpan bahan kimia.


8.      Untuk menghindari kecelakaan keracunan obat, di ikuti petunjuk berikut :
a.       Simpan obat dalam lemari obat yang terkunci
b.      Ingatlah bahwa obat bebas sama bahayanya dengan obat resep dokter
c.       Hanya memberikan obat resep dokter kepada anak yang menerima resep tersebut
d.      Setiap kali memberikan obat kepada anak, periksa dosisnya pada label kemasan
e.       Dipusat pengasuhan anak, hanya satu orang yang ditugaskan untuk memberikan obat kepada anak
f.       Jangan pernah menyebut obat sebagai permen.
g.      Buang obat lama kedalam lubang WC dan siram sampai hilang dan cuci wadahnya sebelum dibuang.
9.      Periksa keberadaan racun ketika membawa anak keluar rumah, keluar rumah atau kegedung lain.
10.  Simpan dompet ditempat yang tidak terjangkau anak.
11.  Tanaman bisa mengandung tanaman beracun. Aturan berikut ini berlaku untuk tanaman :
a.       Kenali semua tanaman didalam, diluar rumah dan ditempat penitipan anak. Pindahkan tanaman beracun ketempat yang tidak terjangkau
b.      Hindari hiasan dengan tanaman yang beracun
c.       Ajari anak untuk tidak memasukkan segala tanaman termasuk bunga dan buah berry kedalam mulut.
12.  Pastikan semua perlengkapan seni dipusat pengasuhan anak berlebel aman untuk anak.
13.  Pastikan rumah atau pusat pengasuhan anak tidak mengandung cat yang mengandung timah hitam.







E.  Bersiaga
Memelihara kebiasaan pencegahan keracunan termasuk bersiaga terhadap keracunan. Untuk itu lakukan tindakan berikut ini :
a.       Tempel nomor telepon pusat pengendali keracunan dan bantuan medis darurat didekat setiap telepon.
b.      Siapkan sirup ipecac pada perlengkapan pertolongan pertama. Ipecac adalah ekstrak tanaman yang jika ditelan merupakan cara tercepat dan terefektif untuk menyebabkan muntah
c.       Siapkan tablet arang aktif pada perlengkapan pertolongan pertama. Tablet arang aktif ini adalah bubu halus yang terbuat dari kayu yang telah dikenai suhu tinggi. Cara kerja arang aktif ini adalah mengikat racun yang ada dilambung dan usus halus sehingga mencegah racun terserap oleh tubuh.
d.      Jika memiliki pertanyaan tentang obat, bahan kimia, atau tanaman, hubungi pusat pengendali keracunan setempat.
ü  Yang harus diperhatikan
            Tanda-tanda yang ditunjukkan oleh anak akan bergantung pada bahan kimia yang tertelan dan jumlah waktu yang telah berlalu, jadi perlu tindakan yang segera. Maka carilah sumber-sumber yaitu :
a.       Wadah obat atau bahan kimia yang terbuka
b.      Bau yang tidak biasa  dari mulut atau pakaian
c.       Luka bakar disekitar mulut menunjukkan kontak dengan bahan korosif
d.      Mual dan muntah
e.       Nyeri perut atau diare
f.       Mengantuk dan tidak sadar.







ü  Yang harus dilakukan
a.       Singkirkan sisa-sisa racun dari mulut anak
b.      Kumpulkan informasi. Tetap tenang. Coba tunjukkan hal berikut :
·         Usia dan perkiraan berat tubuh anak
·         Apa yang tertelan
·         Jumlah yang tertelan
·         Kapan tertelan
·         Kondisi anak
c.       Jika anak responsif hubungi pusat pengendali keracunan
d.      Posisikan anak berbaring miring
e.       Jika anak tidak responsif, panggil bantuan darurat
f.       Pantau ABC (jalan napas, pernapasan, peredaran darah) dan perawatan yang sesuai
g.      Hubungi orang tua anak

F.   Tanaman Beracun
Kebanyakan anak kecil tidak banayk tahu tentang tanaman beracun dan tidak bisa diandalkan untuk mengenalinya. Kebanyakan anak menggunakan indera raba dan rasa ketika menjelajah sesuatu yang baru sehingga tidaklah heran jika mereka menyentuh dan memasukkannya kedalam mulut. Keracunan bisa terjadi dari menelan tanaman, penyerapan racun melalui kulit atau menghirup asap dari api yang membakar tanaman beracun.
a.       Menelan tanaman
Jika anak menelan tanaman bawalah anak dan sisa makanan ketika anda menelepon pusat pengendali keracunan.
b.      Tanaman Ivy, Oak, Sumac yang beracun
Sejumlah kecil tanaman dapat menimbulkan reaksi alergi ketika berkontak dengan kulit. Yang paling dikenal adalah tanaman ivy, oak dan sumac. Kontak dengan minyak dari tanaman ini dapat menimbulkan reaksi alergi tunda dalam bentuk ruam dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda.


·         Yang harus dilakukan
Ruam akibat ivy, oak, atau sumac beracun bisa bervariasi dari kasus ringan berupa kulit gatal dan merah sampai kekasus yang parah berupa kulit mengelupas dan membengkak.
·         Yang harus dilakukan
ü  Jika anak berkontak dengan salah satu tanaman ini segera cuc area dengan kontak dengan sabun dan bilas dengan air untuk menyingkirkan minyak tanaman
ü  Jika anak mengalami reaksi menengah sampai parah, mungkin anak perlu istirahat beberapa hari
ü  Jika anak sudah merasa baikan maka anak boleh kembali ketempat penitipan anak dengan ruam yang ditutup dengan anti-lengket untuk mencegah infeksi
G. Kasus Keracunan, Gejala dan Pertolongan Pertama
            1. Keracunan Hidrokarbon
Kelompok hidrokarbon yang sering menyebabkan keracunan berupa iritasi pada paru-paru adalah minyak tanah, bensin, minyak cat, thinner maupun "minyak" isi untuk korek api. Gejala klinis berupa Batuk, napas pendek dan sesak karena terjadi pengerutan di saluran napas, kulit membiru, bahkan batuk darah. Bisa juga terjadi depresi susunan saraf pusat yang mengakibatkan terjadi penurunan kesadaran. Kondisi ini kadang disertai gejala lain semisal kejang, mual-muntah, nyeri perut dan diare. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan yaitu rangsang supaya muntah agar zat berbahaya yang ditelan anak dapat segera dikeluarkan. Rangsangan muntah harus segera dilakukan sambil memberi perlindungan pada jalan napas. Selanjutnya, berikan obat antiracun atau norit yang biasanya dapat dibeli bebas di apotek. Akan tetapi pemberian norit kadang tak cukup efektif mengingat daya sensitivitas norit itu sendiri kerap berbeda pada setiap penggunaan.



2. Keracunan Insektisida
Keracunan organofosfat, salah satu unsur insektisida (racun serangga), lebih sering dijumpai karena memang banyak dipakai. Organofosfat sering dicampur dengan bahan pelarut minyak tanah. Dengan demikian, pada keracunan ini harus diperhatikan tanda-tanda dan penatalaksanaan keracunan minyak tanah selain akibat organofosfat itu sendiri. Gejala klinis dari keracunan insektisida yaitu terjadi proses sekresi atau keluarnya air mata secara berlebih, urinasi, diare, gejala kerusakan lambung, miosis (pengecilan ukuran manik mata), dan bronkokonstriksi (penyempitan bronkus) dengan sekresi berlebihan. Disamping itu, anak tampak sesak dan banyak mengeluarkan lendir serta mulutnya berbusa. Bisa juga terjadi bradikardia atau perlambatan denyut jantung, hingga kurang dari 60 kali per menit. Gejala lainnya adalah hiperglikemia (konsentrasi gula darah yang tinggi), kejang, penurunan kesadaran sampai koma. Pertolongan pertama yang tepat yaitu secara garis besar sama saja dengan pertolongan pertama pada keracunan hidrokarbon. Namun setelah melepas baju dan apa saja yang dikenakan anak, cucilah tubuhnya dengan sabun dan siram dengan air mengalir.
3. Keracunan Makanan
Faktor penyebabnya antara lain:
- Makanan tersebut mengandung zat-zat kimia berbahaya yang bila ditelan dapat membuat anak keracunan, seperti jengkol, jamur, dan singkong yang mengandung zat cyanogenic unamarine yang dapat membahayakan tubuh.
- Proses pengolahan dan penyimpanannya salah. Bisa juga karena sudah kedaluwarsa sehingga makanan itu kini berubah menjadi racun.
- Makanan yang dikonsumsi tercemar oleh zat beracun, baik yang disengaja semisal pengawet, zat pewarna dan penyedap, maupun yang tidak disengaja karena makanan tersebut ternyata mangandung kuman salmonella, staphylococcus dan kuman lainnya.

Gejala klinis mual, perut terasa panas, pusing, lemah/lemas, sesak, serta pernapasan berlangsung cepat dengan bau khas. Gejala lainnya adalah kejang, berkeringat, mata menonjol dan midriasis (bola mata membesar). Mulut umumnya berbusa bercampur darah. Sedangkan pada mereka yang berkulit putih, warna kulitnya menjadi merah bata sementara warna kulit umumnya menjadi kebiru-biruan karena kekurangan oksigen. Pertolongan pertama yang seharusnya dilakukan buka ruangan yang tertutup agar oksigen dapat dengan mudah dihirup anak. Jangan mengerumuninya. Buka pakaian atau benda-benda yang dikenakan agar pori-porinya mendapat oksigen. Usahakan zat beracun yang tertelan anak dapat segera dikeluarkan dengan cara merangsangnya supaya muntah. Berikan zat antiracun. Untuk menghambat proses kerja racun, berikan ia susu dan air kelapa muda. Namun, usaha ini hanya untuk menghambat dan bukan untuk mengobati. Jadi, anak harus tetap dibawa ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
            Gejala klinis keracunanan makanan kadarluarsa pada umumnya makanan kaleng yang rusak atau tercemar mengandung kuman Clostridium botulinum yang berbahaya buat tubuh. Gejala klinisnya adalah mata kabur, refleks cahaya menurun atau malah negatif, dan kelumpuhan otot-otot mata. Gejala lainnya adalah kelumpuhan saraf-saraf otak yang bersifat simetrik, disartria (kesulitan menelan), dysarthria (gangguan bicara), maupun kelumpuhan atau general paralyse. Pertolongan pertama kurang lebih sama dengan penanganan keracunan singkong. Namun karena kuman sangat cepat menyerang organ-organ tubuh, penanganannya relatif sulit dilakukan awam. Bawalah segera ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.
4. Keracunan Salisilat
Paling sering dijumpai pada anak. Mengapa? Karena salisilat biasanya dikemas dalam bentuk menarik dengan rasa yang disukai anak-anak sebagai obat batuk, obat pusing, demam, flu dan lainnya. Kalau letak obat-obatan itu mudah dijangkau anak atau disimpan sembarangan, sangat mungkin mereka meminumnya dengan dosis berlebih.


Bisa juga orang tua sendiri memberikan obat-obatan yang mengandung salisilat ini secara berlebih tanpa menyadari bahayanya. Padahal minum salisilat secara berlebihan dapat menyebabkan iritasi bagian-bagiah lambung, stimulasi saraf, mempengaruhi metabolisme karbohidrat, disamping meningkatkan kecepatan metabolisme tubuh. Dampak merugikan lainnya adalah gangguan pembekuan darah, kelainan ginjal yang bisa menyebabkan gagal ginjal akut, kelainan asam basa dan elektrolit, odema paru dan hipertermia.
Gejala klinis pada keracunan salisilat yaitu bila saluran pencernaan yang terkena, gejala klinis yang akan muncul adalah mual, muntah, nyeri perut, dehidrasi dan perdarahan saluran pencernaan. Sedangkan jika susunan saraf pusat yang terkena akan timbul gejala klinis berupa pernapasan cepat dan dalam, bunyi berdengung, gangguan perhatian, halusinasi dan kejang sampai koma.
Pertolongan pertama yang dilakukan beri rangsangan muntah yang dilanjutkan dengan pemberian norit. Selain agar salisilat dapat segera dikeluarkan, obat antiracun pun dapat bekerja menghambat proses keracunan. Beri anak minum air putih sebanyak-banyaknya agar terjadi peningkatan pengeluaran air seni sebanyak 3-6 ml per kg berat badan. Dengan cara demikian, zat racun yang masuk ke tubuh bisa segera dibantu pengeluarannya.
5. Keracunan Gigitan Binatang
Gigitan binatang berbisa kadang tak bisa dihindari. Akibat yang ditimbulkan bisa berbeda-beda, tergantung dari jenis racun binatang yang masuk ke tubuh korban.gejala klinis bentol-bentol, kulit melepuh, bengkak, jantung berdebar keras, kehilangan pandangan, pusing dan tubuh membiru. Pertolongan pertama pada kasus ini yaitu pada kasus yang ringan, seperti digigit serangga, orang tua dapat mengoleskan obat penghangat, seperti minyak kayu putih atau balsem. Pada kasus yang relatif berat seperti gigitan ular, hambatlah aliran darahnya dengan membebat daerah yang terkena gigitan, tapi biasanya cara ini kurang efektif. Langkah yang terbaik adalah dengan sesegera mungkin membawa anak ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang benar dan memadai.  

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
            Racun adalah bahan yang jika tertelan, terhirup, teresap kedalam kulit (misalnya, dari tanaman) atau tersuntikkan (misalnya dari serangan serangga) bias menyebabkan penyakit, kerusakan dan kadang-kadang kematian.
            Keracunan adalah salah satu kasus darurat yang paling sering terjadi pada anak-anak dibawah usia 5 tahun. Bagian terbesar dari kasus ini adalah menelan racun.
              Gejala-gejala keracunan umumnya yaitu ingin muntah, dimana anak muntah tanpa sebab yang jelas, ada luka bakar di bibir atau mulut anak, anak susah untuk dibangunkan, anak mengalami kesulitan pernafasan, anak mengalami sakit perut,dan anak menalami serangan sakit yang mendadak.
              Ada banyak factor yang menyebabkan anak keracunan, anak yang berada pada masa golden age atau masa keemasan sangat aktif dan memiliki rasa ingin tahu yang kuat serta diiringi dengan fase oral yang dialami anak usia dini.
              Penanganan yang dilakukan berupa menjauhkan bahan-bahan yang mengandung zat kimia beracun dari jangkauan anak-anak. Kita sebagai pendidik dan calon ibu harus memelihara kebiasaan pencegahan keracunan termasuk bersiaga terhadap keracunan.
            Apalagi kebanyakan anak menggunakan indera raba dan rasa ketika menjelajah sesuatu yang baru sehingga tidaklah heran jika mereka menyentuh dan memasukkannya kedalam mulut. Keracunan bisa terjadi dari menelan tanaman, penyerapan racun melalui kulit atau menghirup asap dari api yang membakar tanaman beracun.

B.  Saran
            Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan ilmu mengenai keracunan dan penanganannya, apalagi kita sebagai calon pendidik harus mengetahui apa saja penyebab dan solusi dari keracunan ini.

Daftar Pustaka

1.      Jones and Barlett. 2001. Pertolongan Pertama & RPJ pada Anak. Terjemahan oleh Susi Purwoko, Surya Satyanegara. Jakarta : Arcan
2.      Tabloid Nova. 2010. Kesehatan Anak . Mengatasi keracunan pada anak.(http://www.tabloidnova.com/Nova/Kesehatan/Anak/mengatasi-keracunan-pada-anak.html. diakses 24 Februari 2011)
3.      Rafif Safa Alzena. 2010. Bayi dan Anak. Keracunan pada anak, mengenali gejala dan tip pencegahannya. (http://rafifsafaalzena.blogspot.com/2010/12/keracunan-pada-anak-mengenali-gejala.html. diakses24February2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar