BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar
belakang
Dalam
kehidupan manusia terdapat dua proses kejiwaan yang terjadi yaitu pertumbuhan
dan perkembangan. Perkembangan menunjukkan suatu proses tertentu, yaitu suatu
proses yang menuju ke depan dan tidak dapat di ulang kembali. Dalam
perkembangan manusia terjadi perubahan-perubahan yang sedikit banyak bersifat
tetap dan tidak dapat di ulang.
Sebenarnya
istilah perkembangan dan pertumbuhan memiliki kesamaan, yaitu kedua istilah tersebut menunjukkan adanya
proses tertentu dan terjadi perubahan menuju kedepan, serta tidak dapat di
ulang kembali. Istilah perkembangan digunakan untuk menyatakan perubahan yang
bersifat kualitatif, sedangkan pertumbuhan digunakan untuk menyatakan perubahan
kuantitatif.
Pertumbuhan
dan perkembangan ini tercakup dalam beberapa aspek, diantaranya aspek-aspek
yang dilalui oleh remaja meliputi aspek fisik, kognitif, emosi, social, bahasa
dan moral/agama. Misalnya pada remaja sering terlihat sifat bosan dan selalu
ingin melakukan hal yang baru, baik mengenai benda ataupun kegiatan yang
berhubungan dengan dengan kepuasan seca psikologis. Kebutuhan untuk memperoleh
dan mencari sesuatu yang baru merupakan dorongan yang berbeda-beda pada setiap
orang dan pada setiap tingkatan umur.
2. Rumusan
masalah
a. Apa
yang dimaksud dengan masa remaja?
b. Apa
saja pembagian dalam masa remaja?
c. Apa
saja aspek-aspek yang perkembangan pada masa remaja?
d. Apa
saja tanda-tanda perkembangan aspek-aspek tersebut?
3. Tujuan
penulisan
a. Untuk
mengetahui pengertian remaja.
b. Untuk
mengetahui pembagian dalam masa remaja.
c. Untuk
mengetahui aspek-aspek perkembangan pada remaja.
d. Untuk
mengetahui tanda-tanda perkembangan aspek-aspek perkembangan pada remaja.
BAB
II
ISI
Remaja
merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara
umur 12 tahun sampai 21 tahun. Setiap tahap usia manusia pasti ada tugas-tugas
perkembangan yang harus dilalui. Bila seseorang gagal melalui tugas
perkembangan pada usia yang sebenarnya maka pada tahap perkembangan berikutnya
akan terjadi masalah pada diri seseorang tersebut.
Fase
remaja merupakan perkembangan individu yang sangat penting, yang di awali
dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi. Masa
remaja ini terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Remaja
awal
·
Masa pra pubertas (pueral) =
12-14 tahun
·
Masa pubertas = 14-18 tahun
2.
Remaja akhir
·
Masa adolesen = 18-21 tahun
Sementara
Salzman mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung
(dependence) terhadap orangtua kearah kemandirian (independence), minat-minat
seksual, perenungan moral, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai
estetika dan isu-isu moral.
1. Remaja
Awal
a. Masa
pra pubertas (pueral)
Masa ini adalah
masa peralihan dari masa sekolah menuju
masa pubertas, dimana seorang anak telah besar, (puer= anak besar) ini
sudah ingin berlaku seperti orang dewasa tetapi dirinya belum siap, termasuk
kelompok orang dewasa.
Pra
pubertas adalah saat-saat terjadinya
kematangan seksual yang sesungguhnya, bersamaan dengan terjadinya perkembangan
fisiologis yang berhubungan dengan kematangan kelenjar indoktrin. Kelenjar
indoktrin adalah kelenjar yang bermuara langsung dalam saluran darah. Dengan
malalui pertukatan zat yang ada di antara jaringan-jaringan kelenjar dengan
pembuluh rambut di dalam kelenjar tadi. Zat-zat yang di keluarkan itu di sebut
hormon, selanjutnya hormon tadi memberikan stimulasi pada tubuh anak,
sedemikian rupa. Sehingga anak merasakan adanya rangsangan-rangsangan tertentu.
Suatu rangsangan hormonal ini menyebabkan rasa tidak tenang pada diri anak,
suatu rasa yang belum pernah di alami sebelumnya pada akhir dunia anak-anaknya
yang cukup menggembirakan.
Peristiwa
kematangan tersebut pada wanita terjadi 1,5 sampai 2 tahun lebih awal dari pada
pria. Terjadinya kematangan jasmani bagi wanita biasa di tandai dengan adanya
menstruasi pertama (mensis/t=bulan=datang bulan). Sedangkan pada pria di tandai
dengan keluarnya sperma yang pertama, biasanya lewat bermimpi rasakan kepuasan
seksual.
Bagi
masa remaja awal, adanya kematangan jasmani (seksual) itu umumnya digunakan dan
di anggap sebagai tanda-tanda primer akan datangnya masa remaja.
Adapun tanda-tanda lain disebutnya
sebagai tanda skunder dan tanda tertier.
Tanda skunder dapat di sebutkan antara
lain
Pria
:
·
Tumbuh suburnya rambut, janggut, kumis,
dan lain-lain.
·
Selaput suara semakin besar dan berat.
·
Badan mulai membentuk, urat-urat pun
jadi kuat, dan muka bertambah persegi.
Wanita
:
·
Pinggul semakin besar dan lebar.
·
Kelenjar-kelenjar pada dada menjadi
berisi (lemak).
·
Suara menjadi bulat, merdu, dan tinggi.
·
Muka menjadi bulat dan berisi.
Adapun
tanda-tanda tertier antara lain biasanya di wujudkan dalam perubahan sikap dan
prilaku, contohnya : bagi pria ada perubahan mimik jika berbicara, cara
berpakaian, cara mengatur rambut, bahasa yang di ucapkan, acting, dan
lain-lain. Bagi wanita : ada perubahan cara bicara, cara tertawa, cara
berpakaian, jalannya dan lain-lain.
Perkembangan
lainnya pada masa ini adalah munculnya perasaan-perasaan negative pada diri
anak, sehingga masa ini ada yang menyebutkan sebagai masa negative. Anak mulai
timbul keinginan untuk melepaskan diri dari kekuasaan orang tua, ia tidak mau
tunduk lagi dengan segala perintah, kebijaksanaan dari orang tua. Semua nya serasa ingin di tolak, ini bukan
berarti anak mau bebas sepenuhnya, tetapi anak bebas dari anggapan bahwa ia
sebagai anak-anak yang ingin menyamakan
statusnya dengan orang dewasa.
Perasaan
negative yang dialaminya antara lain :
·
Ingin selalu menentang lingkungan.
·
Tidak tenang dan gelisah.
·
Menarik diri dari masyarakat.
·
Kurang dan suka bekerja.
·
Kebutuhan untuk tidur semakin besar.
·
Pesimistis, Dll.
b. Masa
pubertas (14-18 tahun)
Pada
masa ini seorang anak tidak lagi hanya bersifat reaktif, tetapi juga anak mulai
aktif mencapai kegiatan dalam rangka menemukan dirinya, serta mencari pedoman
hidup, untuk bekal kehidupan mendatang. Kegiatan tersebut di lakukannya dengan
penuh semangat yang menyala-nyala tetapi ia sendiri belum memahami akan hakikat
dari sesuatu yang dicarinya itu. Sehingga Ch.
Buhler pernah menggambarkan dengan ungkapan “Saya menginginkan sesuatu
tetapi tidak mengetahui akan sesuatu itu”. Sehingga masa ini ada yang
menyebutnya strumund drang (badai dan
dorongan).
Tentang
tanda-tanda masa pubertas ini menurut E. Sparanger (dalam abu ahmad, munawar
sholeh, 2005:124) menyebutkan tiga aktifitas yakni:
·
Penemuan aku.
·
Pertumbuhan pedoman kehidupan.
·
Memasukkan diri pada kegiatan
kemasyarakatan.
Perbedaan
sikap hidup antara laki-laki dan perempuan :
Laki-Laki
|
Wanita
|
a. Aktif
memberi
b. Cendrung
untuk memberikan perlindungan
c. Minatnya
tertuju pada hal-hal yang bersifat intelektual, abstrak.
d. Berusaha
memutuskan sendiri dan ikut berbicara
e. Sifat
saklik dan objektif
|
a. Pasif
dan menerima
b. Cendrung
untuk menerima perlindunga
c. Minat
tertuju kepada yang bersifat emosional dan konkret
d. Berusaha
mengikut dan menyenangkan orang tua
e. Sikap
personlijk dan subjektif
|
2. Masa remaja akhir/ Adolesen
Dengan
selesainya masa pubertas (remaja awal), masuklah anak kedalam periode
kelanjutannya, yaitu masa pubertas akhir/adolesen. Masa adolesen ini oleh
Sigmund freud di sebut sebagai edisi ke dua dari situasi Oedipus. Sebab relasi
anak muda pada usia ini masih mengandung banyak unsure yang rumit dan belum
terselesaikan yaitu banyak konflik antara isi psikis yang kontradiktif,
terutama sekali pada relasi anak muda dengan orang tua dan objek cintanya.
Pada
masa adolesen ini terjadi proses pematangan fungsi-fungsi fisikis dan fisis, yang
berlangsung sevara berangsur-angsur dan teratur. Masa ini merupakan kunci penutup
dari perkembangan anak. Pada periode ini, anak muda banak melakukan intropeksi
diri dan merenungi diri sendiri. Akhirnya anak bisa menemukan akunya dalam
artian dia mampu menemukan keseimbangan dan harmoni atau keselarasan baru
diantara sikap kedalam diri sendiri dengan sikap keluar.
Pada
masa ini anak muda mulai menemukan nilai-nilai hidup baru, sehingga makin
jelaslah pemahaman tentang keadaan dirinya. Ia mulai bersikap kritis terhadap
objek-objek di luar dirinya, dan ia mampu mengambil synthese di antara tanggapan tentang dunia luar dengan dunia intern
(kehidupan psikis sendiri). Sesudah dia mengenal diri sendiri, secara aktif dan
objektif ia melibatkan diri dalam macam-macam kegiatan di dunia luar. Sifat dan
sikap adolesen antara lain, yaitu :
a. Menemukan
pribadinya
Maksudnya ialah bahwa ia mulai menyadari
kemampuannya, menyadari kelebihan, dan kekurangannya sendiri, mulai dari
menempatkan diri di tengah masyarakat dengan jalan menyesuaikan diri dengan
masyarakat tetapi tiada tenggelam dalam masyarakat tersebut.ia mulai dapat
menggunakan haknya dan mulai mengerti kewajiban-kewajibannya sebagai anggota
masyarakat, demi perkembangan kemajuan dan pertumbuhan masyarakatnya, ia telah
mulai ikut aktif, kreatif di dalam kehidupan masyarakat, dengan jalan musyawarah.
b. Menentukan
cita-citanya
Yang dimaksud adalah bahwa sebagai kelanjutan dari
kemampuannya untuk menyadari kemampuan, menyadari kelebihan-kelebihannya itu
sebagai suatu himpunan kekuatanang di pergunakan sebagai sarana untuk kehidupan
selanjutnya, agar dengan sarana itu ia tidak akan kehilangan haknya untuk ikut
serta bersama-sama dengan anggota masyarakat yang lain mengolah isi alam raya
ini untuk kehidupannya.
c. Menggariskan
jalan hidupnya
Maksudnya ialah bahwa jalan yang akan di lalui di
dalam perjuangannya mencapai cita-citanya itu.
d. Bertanggung
jawab
Maksudnya ialah bahwa ia telah mengerti tentang
perbedaan antara yang benar dan yang salah, yang boleh dan yang di larang, yang
dianjurkan dan yang dicegah, yang baik dan yang buruk, dan ia sadar bahwa ia
harus menjauhi segala yang bersifat negative dan mencoba membina diri untuk
selalu menggunakan hal-hal yang positif.
e. Menghimpun
norma-norma sendiri
Maksudnya ialah bahwa ia sudah mulai dapat
menentukan sendiri hal-hal yang berguna, dan menunjang usahanya untuk mencapai
cita-citanya itu, sejauh norma-norma itu tidak bertentangan dengan apa yang ,
menjadi tuntutan masyarakatnya, apa yang menjadi tuntutan Negara, bangsa, dan kemanusiaan.
Norma-norma atau nilai-nilai itu di himpun menjadi satu dan di jadikan bekal,
sarana atau senjata untuk melindungi dirinya demi keselamatannya selam berusaha
untuk mencapai cita-citanya.
3. Aspek-aspek
perkembangan remaja
a. Aspek
perkembangan fisik
Perubahan fisik pada
perempuan :
·
Terjadi pertumbuhan tulang-tulang (badan
menjadi tinggi, anggota badan menjadi panjang).
·
Terjadi pertumbuhan payudara.
·
Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di
tangan dan kaki.
·
Mencapai pertumbuhan ketinggian badan
yang maksimal setiap tahunnya.
·
Bulu kemaluan menjadi keriting.
·
Terjadi peristiwa masturbasi/haid.
·
Tumbuh bulu-bulu pada ketiak
Perubahan fisik pada laki-laki
· Terjadinya
pertumbuhan tulang-tulang.
·
Testis (buah pelir) membesar.
·
Tumbuh bulu berwarna gelap pada kemaluan.
·
Terjadi awal perubahan nada suara.
·
Mengalami ejakulasi (keluarna air mani).
·
Bulu kemaluan menjadi keriting.
·
Pertumbuhan tinggi badan mencapai
tingkat yang maksimal setiap tahunnya.
·
Tumbuh rambut-rambut halus di wajah
(kumis, jambang, dan jenggot).
·
Tumbuh bulu di ketiak.
·
Terjadi akhir perubahan suara.
·
Rambut-rambut di wajah bertambah tebal
dan gelap.
·
Tumbuh bulu di dada dan kaki.
b. Aspek
perkembangan kognitif
·
Mampu melakukan abstraksi.
·
Mampu memaknai arti kiasan dan simbolik.
·
Mampu memecahkan persoalan-persoalan
yang bersifat hipotesis.
·
Mampu berfikir abstrak, logis, dan
rasional.
·
Mampu berfikir dengan fleksibel dan
kompleks.
·
Mampu mengintropeksi diri sendiri
sehingga kesadaran diri sendiri tercapai.
·
Informasi yang di dapat tidak langsung
di terima begitu saja kedalam skema kognitif mereka.
·
Mampu membedakan antara hal-hal atau
ide-ide yang lebih penting.
·
Mampu memikirkan tentang masa depan
dengan pemecahan dan mengeksplorasi berbagai kemungkinan untuk mencapainya.
·
Berfikir operasi formal yang
memungkinkan terbukanya topik-topik baru, dan ekspresi (perluasan) berpikir.
Horizon berfikirnya semakin meluas, bisa meliputi aspek agama, keadilan,
moralitas, dan identitas.
c. Aspek
perkembangan bahasa
·
Meningkatnya kelancaran dan kefasihan
dalam berkomunikasi
·
Mampu menunjukkan cara-cara berkomunikasi
yang baik dan sopan.
·
Mampu menangkap maksud perkataan orang
lain.
·
Mampu mengeluarkan isi hatinya.
·
Mampu menyampaikan ide dan gagasan
kepada orang lain.
·
Mampu mengembangkan dan membentuk pola
bahasa yang baik.
·
Sering juga memiliki bahasa yang
relative berbeda dan bahan khas untuk kalangan remaja sendiri (bahasa gaul).
d. Aspek
perkembangan sosial
·
Menjalin hubungan baik dengan para
anggota keluarga (orang tua dan saudara).
·
Menerima tanggung jawab dan
batasan-batasan (norma) keluarga.
·
Berusaha membantu anggota keluarga,
sebagai individu maupun kelompok dalam mencapai tujuan.
·
Adanya kesadaran akan kesunyian sehingga
menyebabkan remaja berusaha mencari pergaulan.
·
Meningkatnya kemampuan penyesuain diri
dengan lingkungan.
·
Bersikap respek dan mau menerima peraturan
sekolah/kampus.
·
Berpartisipasi dalam kegiatan di
sekolah/kampus.
·
Menjalin persahabatan dengan teman-teman
di sekolah/kampus.
·
Bersikap hormat dapa guru, pemimpin, dan
staf yang ada di sekolah/kampus.
·
Mengakui dan respek terhadap hak-hak
orang lain.
·
Bersifat simpati dan altruis terhadap
kesejahteraan orang lain.
·
Bertindak sesuai norma dan aturan yang
berlaku.
·
Dapat menerima dan member kritikan.
·
Meningkatnya ketertarikan pada lawan
jenis.
·
Sadar akan dirinya tentang bagaimana
pandangan lawan jenis mengenai dirinya.
·
Mulai tampak kecendrungan untuk memilih
karier tertentu.
·
Memiliki kecendrungan menyerah/mengikuti
opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran (hobby), atau keinginan orang lain.
·
Cendrung melepaskan diri dari orang tua
dan lebih senang bergabung dengan teman sebaya.
e. Aspek
perkembangan emosi
a. Remaja
awal
·
Mempunyai kepekaan terhadap rangsangan
dari luar dan respons mereka biasanya berlebihan.
·
Cendrung mudah tersinggung, mudah merasa
senang atau bahkan meledak-ledak.
·
Terkadang cendrung menyendiri, sehingga
merasa terasing
·
Sulit mengontrol diri.
·
Cendrung cepat marah dengan cara-cara
yang kurang wajar untuk meyakinkan dunia sekitar.
b. Remaja
akhir
·
Mulai meragukan apa yang disebut baik
atau buruk.
·
Sering ingin membentuk nilai-nilai
mereka sendiri yang mereka anggap paling benar.
·
Mulai memandang dirinya sebagai orang
dewasa.
·
Mulai mampu menunjukkan pemikiran,
sikap, prilaku yang semakin dewasa.
·
Emosi mulai stabil.
·
Tidak mudah tersinggung, tidak agresif,
bersikap optimis, dan dapat menghadapi situasi frustasi secara wajar.
f. Aspek
perkembangan agama
·
Mampu hormat menghormati antara pemeluk
agama yang berbeda.
·
Meyakini agama sebagai pedoman hidup.
·
Meyakini bahwa setiap perbuatan manusia
tidak lepas dari pengawasan tuhan.
·
Meyakini adanya kehidupan akhirat.
·
Meyakini bahwa tuhan maha penyayang dan
maha pengampun.
·
Menghormati kedua orang tua dan orang
lain.
·
Sudah mulai mengenal tentang nilai-nilai
moral/konsep-konsep moralitas.
·
Mulai tumbuh kesadaran akan kewajiban
mempertahankan kekuasaan dan pranatanya ang ada karena dianggap sebagai suatu
yang bernilai.
·
Mampu mengerjakan perintah dan menjauhi
larangannya.
·
Pandangan moral individu makin lama
semakin abstrak.
·
Keyakinan lebih berpusat pada apa yang
benar dan kurang pada apa yang salah.
BAB
III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Masa remaja
merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan
matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi, remaja
sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah tidak termasuk
golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh kegolongan
orang dewasa. Remaja ada di antara anak-anak dan dewasa, oleh karena itu remaja
sering kali dikenal dikenal dengan fase “mencari jati diri” atau fase “topan
dan badai”. Remaja belum bisa menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi
fisik maupun psikisnya.
Namun, perlu di
tekankan bahwa fase remaja merupakan fase perkembangan yang tengah berada pada
masa amat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi, maupun fisik.
Perkembangan intelektual pada remaja juga berkembang terus menerus, sehingga
memungkinkan remaja mampu berfikir secara lebih abstrak, menguji hipotesis, dan
mempertimbangkan apa saja peluang yang ada padanya dari pada sekedar melihat
apa adanya.
Dari setiap aspek-aspek
perkembangan dapat dilihat bahwa remaja harus berupaya meninggalkan sikap dan
perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan
berprilaku secara dewasa agar tingkat aspek-aspek perkembangannya dapat dicapai
secara optimis.
2. Saran
Hendaknya
para remaja memahami bahwa mereka memiliki hak, kewajiban, dan tanggung jawab,
mereka harus mengerti apa yang diharapkan dari mereka, mereka adalah generasi
penerus untuk kedepannya dan di harapkan kepada orang tua agar memperhatikan
pertumbuhan dan perkembangan anak-anak mereka agar semua itu berjalan dengan
optimal. Sebagai orang tua hendaknya kita berusaha agar apa yang merupakan
kewajiban anak-anak kita terpenuhi sesuai dengan aspek-aspek perkembangannya,
dan diharapkan kepada para pendidik agar dapat mendidik peserta didik dengan
baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Abu Ahmad., Munawar Sholeh.
2005. Psikologi Perkembangan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Desmina. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Enung Fatimah. 2006. Psikologi
Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik).
Bandung: Pustaka Setia
Mohammad Ali., Mohammad
Asrori. 2004. Psikologi Perkembangan
Remaja perkembangan Anak Usia Didik. Jakarta: Bumi Aksara.
Panji Aromdani. 2008. Psikologi Perkembangan Remaja (http://panjiaromdaniuinpai2e.blogspot.com/2008/03/psikologi-perkembangan-remaja_27.html,
Diakses Pada 19 April 2011)
Syamsu Yusuf LN. 2009. Psikologi
Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung:
Pustaka Setia.
Zulkifli. 2009. Psikologi perkembangan. Bandung : remaja
rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar