I WILL FOREVER SUPPORT SS501

Rabu, 02 Januari 2013

PERKEMBANGAN REMAJA



BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar belakang
Dalam kehidupan manusia terdapat dua proses kejiwaan yang terjadi yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan menunjukkan suatu proses tertentu, yaitu suatu proses yang menuju ke depan dan tidak dapat di ulang kembali. Dalam perkembangan manusia terjadi perubahan-perubahan yang sedikit banyak bersifat tetap dan tidak dapat di ulang.
Sebenarnya istilah perkembangan dan pertumbuhan memiliki kesamaan, yaitu  kedua istilah tersebut menunjukkan adanya proses tertentu dan terjadi perubahan menuju kedepan, serta tidak dapat di ulang kembali. Istilah perkembangan digunakan untuk menyatakan perubahan yang bersifat kualitatif, sedangkan pertumbuhan digunakan untuk menyatakan perubahan kuantitatif.
Pertumbuhan dan perkembangan ini tercakup dalam beberapa aspek, diantaranya aspek-aspek yang dilalui oleh remaja meliputi aspek fisik, kognitif, emosi, social, bahasa dan moral/agama. Misalnya pada remaja sering terlihat sifat bosan dan selalu ingin melakukan hal yang baru, baik mengenai benda ataupun kegiatan yang berhubungan dengan dengan kepuasan seca psikologis. Kebutuhan untuk memperoleh dan mencari sesuatu yang baru merupakan dorongan yang berbeda-beda pada setiap orang dan pada setiap tingkatan umur.

2.      Rumusan masalah
a.       Apa yang dimaksud dengan masa remaja?
b.      Apa saja pembagian dalam masa remaja?
c.       Apa saja aspek-aspek yang perkembangan pada masa remaja?
d.      Apa saja tanda-tanda perkembangan aspek-aspek tersebut?

3.      Tujuan penulisan
a.       Untuk mengetahui pengertian remaja.
b.      Untuk mengetahui pembagian dalam masa remaja.
c.       Untuk mengetahui aspek-aspek perkembangan pada remaja.
d.      Untuk mengetahui tanda-tanda perkembangan aspek-aspek perkembangan pada remaja.















BAB II
ISI

Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Setiap tahap usia manusia pasti ada tugas-tugas perkembangan yang harus dilalui. Bila seseorang gagal melalui tugas perkembangan pada usia yang sebenarnya maka pada tahap perkembangan berikutnya akan terjadi masalah pada diri seseorang tersebut.
Fase remaja merupakan perkembangan individu yang sangat penting, yang di awali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi. Masa remaja  ini terbagi menjadi tiga, yaitu:
1.      Remaja awal
·         Masa pra pubertas (pueral)             =   12-14 tahun
·         Masa pubertas                                 =   14-18 tahun
2.      Remaja akhir
·         Masa adolesen                                =   18-21 tahun
Sementara Salzman mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orangtua kearah kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan moral, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.
1.      Remaja Awal

a.       Masa pra pubertas (pueral)
Masa ini adalah masa peralihan dari masa sekolah menuju  masa pubertas, dimana seorang anak telah besar, (puer= anak besar) ini sudah ingin berlaku seperti orang dewasa tetapi dirinya belum siap, termasuk kelompok orang dewasa.
Pra pubertas  adalah saat-saat terjadinya kematangan seksual yang sesungguhnya, bersamaan dengan terjadinya perkembangan fisiologis yang berhubungan dengan kematangan kelenjar indoktrin. Kelenjar indoktrin adalah kelenjar yang bermuara langsung dalam saluran darah. Dengan malalui pertukatan zat yang ada di antara jaringan-jaringan kelenjar dengan pembuluh rambut di dalam kelenjar tadi. Zat-zat yang di keluarkan itu di sebut hormon, selanjutnya hormon tadi memberikan stimulasi pada tubuh anak, sedemikian rupa. Sehingga anak merasakan adanya rangsangan-rangsangan tertentu. Suatu rangsangan hormonal ini menyebabkan rasa tidak tenang pada diri anak, suatu rasa yang belum pernah di alami sebelumnya pada akhir dunia anak-anaknya yang cukup menggembirakan.
Peristiwa kematangan tersebut pada wanita terjadi 1,5 sampai 2 tahun lebih awal dari pada pria. Terjadinya kematangan jasmani bagi wanita biasa di tandai dengan adanya menstruasi pertama (mensis/t=bulan=datang bulan). Sedangkan pada pria di tandai dengan keluarnya sperma yang pertama, biasanya lewat bermimpi rasakan kepuasan seksual.
Bagi masa remaja awal, adanya kematangan jasmani (seksual) itu umumnya digunakan dan di anggap sebagai tanda-tanda primer akan datangnya masa remaja.
Adapun tanda-tanda lain disebutnya sebagai tanda skunder dan tanda tertier.
Tanda skunder dapat di sebutkan antara lain
Pria :
·         Tumbuh suburnya rambut, janggut, kumis, dan lain-lain.
·         Selaput suara semakin besar dan berat.
·         Badan mulai membentuk, urat-urat pun jadi kuat, dan muka bertambah persegi.

Wanita :
·         Pinggul semakin besar dan lebar.
·         Kelenjar-kelenjar pada dada menjadi berisi (lemak).
·         Suara menjadi bulat, merdu, dan tinggi.
·         Muka menjadi bulat dan berisi.

Adapun tanda-tanda tertier antara lain biasanya di wujudkan dalam perubahan sikap dan prilaku, contohnya : bagi pria ada perubahan mimik jika berbicara, cara berpakaian, cara mengatur rambut, bahasa yang di ucapkan, acting, dan lain-lain. Bagi wanita : ada perubahan cara bicara, cara tertawa, cara berpakaian, jalannya dan lain-lain.
Perkembangan lainnya pada masa ini adalah munculnya perasaan-perasaan negative pada diri anak, sehingga masa ini ada yang menyebutkan sebagai masa negative. Anak mulai timbul keinginan untuk melepaskan diri dari kekuasaan orang tua, ia tidak mau tunduk lagi dengan segala perintah, kebijaksanaan dari orang tua.  Semua nya serasa ingin di tolak, ini bukan berarti anak mau bebas sepenuhnya, tetapi anak bebas dari anggapan bahwa ia sebagai anak-anak yang  ingin menyamakan statusnya dengan orang dewasa.
Perasaan negative yang dialaminya antara lain :
·         Ingin selalu menentang lingkungan.
·         Tidak tenang dan gelisah.
·         Menarik diri dari masyarakat.
·         Kurang dan suka bekerja.
·         Kebutuhan untuk tidur semakin besar.
·         Pesimistis, Dll.

b.      Masa pubertas (14-18 tahun)
Pada masa ini seorang anak tidak lagi hanya bersifat reaktif, tetapi juga anak mulai aktif mencapai kegiatan dalam rangka menemukan dirinya, serta mencari pedoman hidup, untuk bekal kehidupan mendatang. Kegiatan tersebut di lakukannya dengan penuh semangat yang menyala-nyala tetapi ia sendiri belum memahami akan hakikat dari sesuatu yang dicarinya itu. Sehingga Ch. Buhler pernah menggambarkan dengan ungkapan “Saya menginginkan sesuatu tetapi tidak mengetahui akan sesuatu itu”. Sehingga masa ini ada yang menyebutnya strumund drang (badai dan dorongan).
Tentang tanda-tanda masa pubertas ini menurut E. Sparanger (dalam abu ahmad, munawar sholeh, 2005:124) menyebutkan tiga aktifitas yakni:
·         Penemuan aku.
·         Pertumbuhan pedoman kehidupan.
·         Memasukkan diri pada kegiatan kemasyarakatan.
Perbedaan sikap hidup antara laki-laki dan perempuan :
Laki-Laki
Wanita
a.       Aktif memberi
b.      Cendrung untuk memberikan perlindungan
c.       Minatnya tertuju pada hal-hal yang bersifat intelektual, abstrak.
d.      Berusaha memutuskan sendiri dan ikut berbicara
e.       Sifat saklik dan objektif
a.       Pasif dan menerima
b.      Cendrung untuk menerima perlindunga
c.       Minat tertuju kepada yang bersifat emosional dan konkret
d.      Berusaha mengikut dan menyenangkan orang tua
e.       Sikap personlijk dan subjektif

2.          Masa remaja akhir/ Adolesen
Dengan selesainya masa pubertas (remaja awal), masuklah anak kedalam periode kelanjutannya, yaitu masa pubertas akhir/adolesen. Masa adolesen ini oleh Sigmund freud di sebut sebagai edisi ke dua dari situasi Oedipus. Sebab relasi anak muda pada usia ini masih mengandung banyak unsure yang rumit dan belum terselesaikan yaitu banyak konflik antara isi psikis yang kontradiktif, terutama sekali pada relasi anak muda dengan orang tua dan objek cintanya.
Pada masa adolesen ini terjadi proses pematangan fungsi-fungsi fisikis dan fisis, yang berlangsung sevara berangsur-angsur dan teratur. Masa ini merupakan kunci penutup dari perkembangan anak. Pada periode ini, anak muda banak melakukan intropeksi diri dan merenungi diri sendiri. Akhirnya anak bisa menemukan akunya dalam artian dia mampu menemukan keseimbangan dan harmoni atau keselarasan baru diantara sikap kedalam diri sendiri dengan sikap keluar.
Pada masa ini anak muda mulai menemukan nilai-nilai hidup baru, sehingga makin jelaslah pemahaman tentang keadaan dirinya. Ia mulai bersikap kritis terhadap objek-objek di luar dirinya, dan ia mampu mengambil synthese di antara tanggapan tentang dunia luar dengan dunia intern (kehidupan psikis sendiri). Sesudah dia mengenal diri sendiri, secara aktif dan objektif ia melibatkan diri dalam macam-macam kegiatan di dunia luar. Sifat dan sikap adolesen antara lain, yaitu :
a.       Menemukan pribadinya
Maksudnya ialah bahwa ia mulai menyadari kemampuannya, menyadari kelebihan, dan kekurangannya sendiri, mulai dari menempatkan diri di tengah masyarakat dengan jalan menyesuaikan diri dengan masyarakat tetapi tiada tenggelam dalam masyarakat tersebut.ia mulai dapat menggunakan haknya dan mulai mengerti kewajiban-kewajibannya sebagai anggota masyarakat, demi perkembangan kemajuan dan pertumbuhan masyarakatnya, ia telah mulai ikut aktif, kreatif di dalam kehidupan masyarakat, dengan jalan musyawarah.

b.      Menentukan cita-citanya
Yang dimaksud adalah bahwa sebagai kelanjutan dari kemampuannya untuk menyadari kemampuan, menyadari kelebihan-kelebihannya itu sebagai suatu himpunan kekuatanang di pergunakan sebagai sarana untuk kehidupan selanjutnya, agar dengan sarana itu ia tidak akan kehilangan haknya untuk ikut serta bersama-sama dengan anggota masyarakat yang lain mengolah isi alam raya ini untuk kehidupannya.

c.       Menggariskan jalan hidupnya
Maksudnya ialah bahwa jalan yang akan di lalui di dalam perjuangannya mencapai cita-citanya itu.

d.      Bertanggung jawab
Maksudnya ialah bahwa ia telah mengerti tentang perbedaan antara yang benar dan yang salah, yang boleh dan yang di larang, yang dianjurkan dan yang dicegah, yang baik dan yang buruk, dan ia sadar bahwa ia harus menjauhi segala yang bersifat negative dan mencoba membina diri untuk selalu menggunakan hal-hal yang positif.

e.       Menghimpun norma-norma sendiri
Maksudnya ialah bahwa ia sudah mulai dapat menentukan sendiri hal-hal yang berguna, dan menunjang usahanya untuk mencapai cita-citanya itu, sejauh norma-norma itu tidak bertentangan dengan apa yang , menjadi tuntutan masyarakatnya, apa yang menjadi tuntutan Negara, bangsa, dan kemanusiaan. Norma-norma atau nilai-nilai itu di himpun menjadi satu dan di jadikan bekal, sarana atau senjata untuk melindungi dirinya demi keselamatannya selam berusaha untuk mencapai cita-citanya.
3.      Aspek-aspek perkembangan remaja

a.       Aspek perkembangan fisik
Perubahan fisik pada perempuan :
·         Terjadi pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota badan menjadi panjang).
·         Terjadi pertumbuhan payudara.
·         Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di tangan dan kaki.
·         Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap tahunnya.
·         Bulu kemaluan menjadi keriting.
·         Terjadi peristiwa masturbasi/haid.
·         Tumbuh bulu-bulu pada ketiak
Perubahan fisik pada laki-laki
·       Terjadinya pertumbuhan tulang-tulang.
·       Testis (buah pelir) membesar.
·         Tumbuh bulu berwarna gelap pada kemaluan.
·         Terjadi awal perubahan nada suara.
·         Mengalami ejakulasi (keluarna air mani).
·         Bulu kemaluan menjadi keriting.
·         Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat yang maksimal setiap tahunnya.
·         Tumbuh rambut-rambut halus di wajah (kumis, jambang, dan jenggot).
·         Tumbuh bulu di ketiak.
·         Terjadi akhir perubahan suara.
·         Rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap.
·         Tumbuh bulu di dada dan kaki.

b.      Aspek perkembangan kognitif
·         Mampu melakukan abstraksi.
·         Mampu memaknai arti kiasan dan simbolik.
·         Mampu memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat hipotesis.
·         Mampu berfikir abstrak, logis, dan rasional.
·         Mampu berfikir dengan fleksibel dan kompleks.
·         Mampu mengintropeksi diri sendiri sehingga kesadaran diri sendiri tercapai.
·         Informasi yang di dapat tidak langsung di terima begitu saja kedalam skema kognitif mereka.
·         Mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting.
·         Mampu memikirkan tentang masa depan dengan pemecahan dan mengeksplorasi berbagai kemungkinan untuk mencapainya.
·         Berfikir operasi formal yang memungkinkan terbukanya topik-topik baru, dan ekspresi (perluasan) berpikir. Horizon berfikirnya semakin meluas, bisa meliputi aspek agama, keadilan, moralitas, dan identitas.

c.       Aspek perkembangan bahasa
·         Meningkatnya kelancaran dan kefasihan dalam berkomunikasi
·         Mampu menunjukkan cara-cara berkomunikasi yang baik dan sopan.
·         Mampu menangkap maksud perkataan orang lain.
·         Mampu mengeluarkan isi hatinya.
·         Mampu menyampaikan ide dan gagasan kepada orang lain.
·         Mampu mengembangkan dan membentuk pola bahasa yang baik.
·         Sering juga memiliki bahasa yang relative berbeda dan bahan khas untuk kalangan remaja sendiri (bahasa gaul).
d.      Aspek perkembangan sosial
·         Menjalin hubungan baik dengan para anggota keluarga (orang tua dan saudara).
·         Menerima tanggung jawab dan batasan-batasan (norma) keluarga.
·         Berusaha membantu anggota keluarga, sebagai individu maupun kelompok dalam mencapai tujuan.
·         Adanya kesadaran akan kesunyian sehingga menyebabkan remaja berusaha mencari pergaulan.
·         Meningkatnya kemampuan penyesuain diri dengan lingkungan.
·         Bersikap respek dan mau menerima peraturan sekolah/kampus.
·         Berpartisipasi dalam kegiatan di sekolah/kampus.
·         Menjalin persahabatan dengan teman-teman di sekolah/kampus.
·         Bersikap hormat dapa guru, pemimpin, dan staf yang ada di sekolah/kampus.
·         Mengakui dan respek terhadap hak-hak orang lain.
·         Bersifat simpati dan altruis terhadap kesejahteraan orang lain.
·         Bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku.
·         Dapat menerima dan member kritikan.
·         Meningkatnya ketertarikan pada lawan jenis.
·         Sadar akan dirinya tentang bagaimana pandangan lawan jenis mengenai dirinya.
·         Mulai tampak kecendrungan untuk memilih karier tertentu.
·         Memiliki kecendrungan menyerah/mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran (hobby), atau keinginan orang lain.
·         Cendrung melepaskan diri dari orang tua dan lebih senang bergabung dengan teman sebaya.


e.       Aspek perkembangan emosi
a.       Remaja awal
·         Mempunyai kepekaan terhadap rangsangan dari luar dan respons mereka biasanya berlebihan.
·         Cendrung mudah tersinggung, mudah merasa senang atau bahkan meledak-ledak.
·         Terkadang cendrung menyendiri, sehingga merasa terasing
·         Sulit mengontrol diri.
·         Cendrung cepat marah dengan cara-cara yang kurang wajar untuk meyakinkan dunia sekitar.

b.      Remaja akhir
·         Mulai meragukan apa yang disebut baik atau buruk.
·         Sering ingin membentuk nilai-nilai mereka sendiri yang mereka anggap paling benar.
·         Mulai memandang dirinya sebagai orang dewasa.
·         Mulai mampu menunjukkan pemikiran, sikap, prilaku yang semakin dewasa.
·         Emosi mulai stabil.
·         Tidak mudah tersinggung, tidak agresif, bersikap optimis, dan dapat menghadapi situasi frustasi secara wajar.

f.       Aspek perkembangan agama
·         Mampu hormat menghormati antara pemeluk agama yang berbeda.
·         Meyakini agama sebagai pedoman hidup.
·         Meyakini bahwa setiap perbuatan manusia tidak lepas dari pengawasan tuhan.
·         Meyakini adanya kehidupan akhirat.
·         Meyakini bahwa tuhan maha penyayang dan maha pengampun.
·         Menghormati kedua orang tua dan orang lain.
·         Sudah mulai mengenal tentang nilai-nilai moral/konsep-konsep moralitas.
·         Mulai tumbuh kesadaran akan kewajiban mempertahankan kekuasaan dan pranatanya ang ada karena dianggap sebagai suatu yang bernilai.
·         Mampu mengerjakan perintah dan menjauhi larangannya.
·         Pandangan moral individu makin lama semakin abstrak.
·         Keyakinan lebih berpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa yang salah.












BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Masa remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi, remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh kegolongan orang dewasa. Remaja ada di antara anak-anak dan dewasa, oleh karena itu remaja sering kali dikenal dikenal dengan fase “mencari jati diri” atau fase “topan dan badai”. Remaja belum bisa menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya.
Namun, perlu di tekankan bahwa fase remaja merupakan fase perkembangan yang tengah berada pada masa amat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi, maupun fisik. Perkembangan intelektual pada remaja juga berkembang terus menerus, sehingga memungkinkan remaja mampu berfikir secara lebih abstrak, menguji hipotesis, dan mempertimbangkan apa saja peluang yang ada padanya dari pada sekedar melihat apa adanya.
Dari setiap aspek-aspek perkembangan dapat dilihat bahwa remaja harus berupaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berprilaku secara dewasa agar tingkat aspek-aspek perkembangannya dapat dicapai secara optimis.

2.      Saran
Hendaknya para remaja memahami bahwa mereka memiliki hak, kewajiban, dan tanggung jawab, mereka harus mengerti apa yang diharapkan dari mereka, mereka adalah generasi penerus untuk kedepannya dan di harapkan kepada orang tua agar memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak-anak mereka agar semua itu berjalan dengan optimal. Sebagai orang tua hendaknya kita berusaha agar apa yang merupakan kewajiban anak-anak kita terpenuhi sesuai dengan aspek-aspek perkembangannya, dan diharapkan kepada para pendidik agar dapat mendidik peserta didik dengan baik.
















DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmad., Munawar Sholeh. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta.
Desmina. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Enung Fatimah. 2006. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik). Bandung: Pustaka Setia
Mohammad Ali., Mohammad Asrori. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja perkembangan Anak Usia Didik. Jakarta: Bumi Aksara.
Panji Aromdani. 2008. Psikologi Perkembangan Remaja (http://panjiaromdaniuinpai2e.blogspot.com/2008/03/psikologi-perkembangan-remaja_27.html, Diakses Pada 19 April 2011)
Syamsu Yusuf LN. 2009. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung: Pustaka Setia.
Zulkifli. 2009. Psikologi perkembangan. Bandung : remaja rosdakarya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar