BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Dengan
pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ini sangat berdampak pada
pola hidup dan nilai-nilai sosial yang ada di masyarakat khususnya pada
keluarga. Keluarga sebagai suatu kelompok sosial yang terdiri dari sejumlah individu,
memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di
antara individu tersebut.
Keluarga
merupakan tempat anak belajar pertama kali, sehingga apapun yang dicurahkan
dalam sebuah keluarga akan meninggalkan kesan yang mendalam terhadap watak,
pikiran serta sikap dan prilaku anak. Perilaku
seseorang di luar lingkungan akan mencerminkan bagaimana kehidupan dalam
keluarganya, oleh karena itu baik buruknya moral suatu bangsa akan sangat
bergantung pada bagaimana pendidikan diterapkan di keluarga.
B. Rumusan
Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan keluarga?
2. Apa
sajakah tujuan dari keluarga ?
3. Apa sajakah
bentuk dari keluarga ?
4. Apa
sajakah fungsi dari sebuah keluarga?
5. Apa sajakah
peran dari sebuah keluarga ?
C. Tujuan
penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian keluarga.
2. Untuk
mengetahui tujuan keluarga.
3. Untuk
mengetahui bentuk keluarga.
4. Untuk
mengetahui fungsi keluarga.
5. Untuk
mengetahui peran keluarga.
BAB
II
ISI
A. Pengertian
Keluarga
Dalam kamus besar bahasa Indonesia keluarga berasal dari bahasa sanskerta
yaitu "kulawarga";
"ras" dan "warga" yang berarti "anggota" adalah
lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.
Namun demikian ada banyak pengertian tentang keluarga
yang dikemukakan oleh para ahli. Di antara lain menurut Alex Thio keluarga
adalah “the familiya group of related individuals who live together and
cooperate as a unit”. Keluarga merupakan kelompok individu yang ada
hubungannya, hidup bersama dan bekerjasama di dalam suatu unit.
Kehidupan dalam kelompok tersebut bukan secara kebetulan, tetapi diikat oleh
hubungan darah atau perkawinan. Pendapat tersebut dipertegas oleh pendapat Donald
Light, “a family as a two or more person living together and related by
blood, marriage or adoption”.
Selain itu, keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan (Depkes RI, 1998). Keluarga merupakan suatu sistem dimana
didalamnya terdapat hubungan yang spesifik dimana didalamnya terdapat
aturan-aturan, peran-peran dari masing-masing anggota yang memiliki keunikan
tersendiri (Ivey, Simek-Morgan, 1993).
Secara umum keluarga merupakan kesatuan
yang terkecil dalam masyarakat, tidak
akan ada masyarakat jika tidak ada keluarga, dengan kata lain masyarakat
merupakan sekumpulan keluarga-keluarga. Hal ini bisa diartikan baik buruknya
suatu masyarakat tergantung pada baik buruknya masyarakat kecil itu sendiri (keluarga).
Jadi secara tidak langsung keselamatan dan kebahagiaan suatu masyarakat
berpangkal pada masyarakat terkecil yaitu keluarga, dan keluarga yang telah
berkumul menjadi suatu masyarakat merupakan suatu lembaga yang sangat penting
dalam pembangunan dan perkembangan suatu Negara.
B. Tujuan Keluarga
Tujuan setiap orang untuk membina sebuah
keluarga mungkin saja berbeda-beda, tetapi hampir semua orang membangun
keluarga untuk mengatur hubungan berdasarkan pada asas saling menolong dalam
wilayah kasih sayang dan cinta serta penghormatan,. Selain itu dari sisi agama
membentuk suatu keluarga itu bertujuan agar terhindar dari zina, menghindari
diri dari gunjingan dari orang-orang sekitar, serta agar memperoleh keturunan
dengan cara yang halal.
C. Bentuk keluarga
Dalam kehidupan berkeluarga, ada terdapat beberapa bentuk/tipe
keluarga ang harus diketahui, di antaranya adalah sebagai berikut:
1.
Keluarga batih (Nuclear
family)
Keluarga batih merupakan satu unit keluarga kecil yang terdiri
dari ayah, ibu, dan anak. Keluarga batih sebagai keluarga inti memiliki
keunggulan, yaitu keakraban yang terjalin dalam hubungan satu anggota keluarga
dengan anggota lain. keakraban dapat menciptakan suatu komunikasi yang baik
satu dengan yang lain. di saming keunggulan dalam komunikasi, keluarga batih di
satu sisi memiliki kekurangan, yaitu keterbatasan anggota dalam keluarga
sehingga interaksi yang terjadi hanya terbatas pada mereka saja. Keterlibatan
orang yang diluar keluarga akan sangat sulit diterima oleh keluarga tersebut.
2.
Keluarga luas (Extended
family)
Keluarga luas terdiri dari beberapa keluarga batih, ini merupakan
salah satu ciri-ciri dari keluarga Indonesia, dimana ikatan darah menjadi
pemersatu dalam hubungan satu dengan yang lain. Apabila ditinjau dari sudut
hubungan dan interaksi satu keluarga dengan satu keluarga lainnya sangat erat.
Bahkan satu keluarga batih data menjadi penentu dalam pengambilan keputusan
pada keluarga yang lain. Hal ini bisa menjadi kelebihan dari bentuk keluarga
ini. Namun, ada juga kelemahan dari keluarga ini, kelemahan dapat di lihat
dalam turut campur dari keluarga lain dapat menjadi ketidak efektifan dalam
pengambilan keputusan. Hal ini di karenakan setiap orang dalam keluarga ini
memiliki pendapat yang berbeda-beda, sehingga memerlukan suatu kesepakatan dan
musyawarah yang mendalam dalam setiap pengambilan keputusan.
3.
Keluarga konjugal atau
pertalian (Conjungal family)
Keluarga ini terdiri atas pasangan suami istri beserta anak dan
mempunyai hubungan dengan kerabat dari keluarga yang berorientasi ada salah
satu atau kedua belah pihak. Keluarag conjugal yang sering sekali kita temui
adalah kerabat (buakn dari ikatan darah) yang tinggal bersama keluarga
tersebut. Akan tetapi sikap dari setiap keluarga berbeda-beda, ada yang data
menerima, bersikap acuh, dan ada pula yang tidak setuju. Perbedaan sikap ini
dapat menjadi komflik dalam keluarga.
4.
Keluarga dengan orangtua
tunggal (single parent family)
Keluarga dengan orang tua tunggal meruakan keluarga yang hanya
salah satu dari orangtua yang tinggal bersama anaknya (mungkin ayah, mungkin
ibu) dan bertanggung jawab seenuhnya atas anak setelah kematian pasatngannya,
perceraian, atau karena kelahiran anak di luar nikah.
Menjadi orangtua tunggal tidaklah mudah, apalagi bagi seorang ibu
yang harus membesarkan dan membiuayai anaknya sendiri. Segala beban dan
tanggung jawab sebagai orang tua tunggal, membuat orangtua mengalami tekanan
bauk secara mental maupun psikologis.
D. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga berfokus
pada proses yang digunakan oleh keluarga untuk mencapai tujuan keluarga tersebut.
Proses ini termasuk komunikasi diantara anggota keluarga, penetapan tujuan,
resolusi konflik, pemberian makanan, dan penggunaan sumber dari internal maupun
eksternal. Berikut ini dijelaskan beberapa fungsi keluarga menurut beberapa
ahli.
1. Fungsi keluarga menurut Friedman (1992) adalah:
a. Fungsi afektif dan
koping
Keluarga
memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu anggota dalam membentuk
identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga
sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme koping,
memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga
melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan meneruskan keturunan.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga
memberikan finansial untuk anggota keluarganya dan kepentingan di masyarakat.
e. Fungsi fisik
Keluarga
memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan,
perkembangan dan istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit.
2. Fungsi keluarga menurut Allender (1998):
a.
Affection (Afeksi)
Fungsi affection yang
dilakukan keluarga diantaranya adalah dengan menciptakan suasana
persaudaraan/menjaga perasaan, mengembangkan kehidupan seksual dan kebutuhan
seksual, serta menambah anggota keluarga baru.
b.
Security and
Acceptance (Keamanan dan
Penerimaan)
Di dalam keluarga,
fungsi keamanan dan penerimaan juga dibutuhkan. secara umum usaha yang dapat
dilakukan yaitu dengan mempertahankan kebutuhan fisik, dan menerima individu
sebagai anggota keluarga.
c.
Identity and
satisfaction (Identitas dan
memuaskan)
Keluarga merupakan suatu
media yang dipergunakan untuk mengembangkan diri, yaitu mengembangkan peran dan
self image, mempertahankan motivasi, dan mengidentifikasi tingkat sosial dan
kepuasan aktivitas.
d.
Affiliation and companionship
(Afiliasi dan pertemanan)
Fungsi ini dilakukan
dengan mengembangkan pola komunikasi dan mempertahankan hubungan yang harmonis.
e.
Socialization (Sosialisasi)
Sosialisasi juga salah
satu fungsi yang dilakukan dalam keluarga yang tujuannya untuk mengenal kultur
(nilai dan perilaku) serta sebagai peraturan/pedoman hubungan internal dan
eksternal. Pada akhirnya, sosialisasi juga bertujuan untuk melepas anggota
keluarga. Misalnya saat anak sudah dewasa dan menikah.
f. Controls (Kontrol)
Keluarga juga berfungsi
sebagai kontrol, yaitu mempertahankan kontrol sosial yang ada di keluarga.
Selain itu fungsi kontrol dapat diterapkan untuk melakukan penempatan dan
pembagian kerja anggota keluarga sesuai dengan peran mereka masing-masing yang
pelaksanaannya dengan menggunakan sumber daya yang ada.
3. Fungsi keluarga menurut BKKBN (1992)
Menurut BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) bahwa
fungsi keluarga dibagi menjadi 8. Fungsi keluarga yang dikemukakan oleh BKKBN
ini senada dengan fungsi keluarga menurut Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun
1994, yaitu :
a.
Fungsi keagamaan, yaitu dengan memperkenalkan dan mengajak anak
dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala
keluarga untuk menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini
dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
b.
Fungsi sosial budaya,
dilakukan dengan membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah
laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai budaya
keluarga.
c.
Fungsi cinta kasih, diberikan dalam bentuk memberikan kasih sayang
dan rasa aman, serta memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
d.
Fungsi melindungi, bertujuan untuk melindungi anak dari
tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung
dan merasa aman.
e.
Fungsi reproduksi, merupakan fungsi yang bertujuan untuk
meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak, memelihara dan merawat
anggota keluarga
f.
Fungsi sosialisasi dan pendidikan, merupakan fungsi dalam keluarga
yang dilakukan dengan cara mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya,
menyekolahkan anak. Sosialisasi dalam keluarga juga dilakukan untuk
mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik
g.
Fungsi ekonomi, adalah serangkaian dari fungsi lain yang tidak dapat
dipisahkan dari sebuah keluarga. Fungsi ini dilakukan dengan cara mencari
sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan
penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan menabung
untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa datang.
E. Peran
keluarga
Peranan
keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang
berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi
dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Keluarga
(orangtua) berperan dalam membentuk kepribadian anak, dalam perkembangan hidupnya. Melalui
keluarga anak mengenal dunia sekitarnya dan pola pergaulan hidup yang berlaku
sehari-hari. Melalui lingkungan kelurga inilah anak mengalami proses
sosialisasi awal. Orang tua biasanya mencurahkan perhatiannya untuk mendidik
anak, agar anak tersebut meperoleh dasar-dasar pergaulan hidup yang benar dan
baik, melalui penanaman disiplin dan kebebasan serta penyerasiannya.
Dalam sebuah
keluarga setiap anggota dari keluarga tersebut memiliki peran masing-masing,
peran tersebut di antaranya sebagai berikut:
1.
Ayah
sebagai suami dari
istri dan anak-anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga,
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2.
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu
dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3.
Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan
spiritual.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Keluarga
merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang memiliki peran sangat penting
dalam membangun sebuah Negara. Setiap orang membangun keluarga dengan tujuan
tertentu yang tentunya sangat mulia, yaitu untuk memperoleh kebahagiaan serta
ketentraman batin.
Saat
seseorang terlahir dalam sebuah keluarga ataupun menjalani hidup dalam sebuah
keluarga, orang tersebut memiliki tanggung jawab dan peran dalam keluarga
tersebut, selain dalam keluarga, anggota dari sebuah keluarga juga berperan
dalam kehidupan bermasyarakat.
B.
Saran
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnan untuk itu
penulis memberi saran kepada pembaca agar tercapai kesempurnaan yaitu:
·
Hendak nya makalah yang akan datang memperoleh
data yang lebih jelas dan terperinci.
·
Untuk makalah yang akan datang hendak nya semua
hal yang menyangkut tentang hakekat
keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Eshan. Hakikat Keluarga. (http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195707121984032-EHAN/hakekat_keluarga.pdf//
diakses tanggal 26 juni 2012)
Fatchiah E.Kertamuda.2009.Konseling
Pernikahan Untuk Keluarga Indonesia. Jakarta:Selamba humanika
Mawardi.2010.Pendidikan
Agama Islam.Pekanbaru:CV.Witra Irzani
Tim Sosiologi.2006.Sosiologi
1.Jakarta:Yudhistira
Tim Wikipedia.
Keluarga.(http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga//
diakses tanggal 26 juni 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar